Dalam jurnalistik, begitu banyak
pengertian berita. Masing-masing orang memberikan definisi berita berdasarkan
sudut pandang sendiri-sendiri dalam merumuskannya. Dalam buku Reporting,
Mitchell V. Charnley menuliskan beberapa definisi berita:
Berita adalah segala sesuatu yang terkait
waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang
paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya). –
Willard Grosvenor Bleyer.
Menurut Chilton R. Bush, berita adalah
informasi yang “merangsang”, dengan informasi itu orang biasa dapat merasa puas
dan bergairah. Sementara Charnley sendiri menyebutkan bahwa berita adalah
laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikat oleh waktu, yang menarik
dan/atau penting bagi sejumlah orang tertentu. Baca juga: Pergeseran Konsep Pornografi
Nah, dari sekian definisi atau batasan
tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus
diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni:
1. Laporan
2. Kejadian/peristiwa/pendapat
yang menarik dan penting
3. Disajikan secepat mungkin
(terikat oleh waktu)
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis
berita menurut penyajiannya. Pertama, Straight News (sering
juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang
mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat
penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun
tetap nggak mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas. Baca juga: Tujuan Humas
Kedua, Soft News (sering
disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta
menarik banyak orang termasuk kisah-kisah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi
manusia), keanehan (oddity).
Salah satu Soft News yang banyak menarik hati pemirsa |
Menulis berita
Ya, ada satu hal lagi tentang berita,
selain kita harus memenuhi kaidah 5W+H (What, Who, Where, When, Why plus How),
yakni menuliskan hasil laporan atau pengamatan terhadap peristiwa atau pendapat
yang menarik itu. Intinya, adalah menuliskan berita itu ke dalam artikel yang
menaik. Nah, supaya tulisan beritamu oke punya. Paling nggak kamu kudu
mengetahui beberapa hal, di antaranya:
- Informasi. Yup, informasi, bukan bahasa. Informasi adalah batu-bata penyusun berita yang yang efektif. Tanpa informasi, walah jangan harap kamu bisa menulis berita itu dengan baik. Jangankan nggak punya informasi, informasinya nggak lengkap saja bakalan kewalahan bikin beritanya. Pokoknya, ada yang ganjal saja, karena tulisan jadi kurang menggigit.
- Siginifikansi. Maksudnya, berita kudu memiliki informasi penting; yakni memberi dampak pada pembaca. Misalnya aja, penulisnya mengingatkan pembaca kepada sesuatu yang mengancam kehidupan mereka.
- Fokus. Betul, kegagalan seorang penulis berita adalah ketika menyampaikan berita secara sporadis, alias semrawut. Nggak fokus. Berita yang sukses dan oke biasnya justru pendek, terbatasi secara tegas dan sangat fokus. “Less is more,” kata Hemingway.
- Konteks. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan ke mana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.
- Wajah. Jurnalisme itu menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuan ilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan, dinamika agama, dsb. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.
- Lokasi/Tempat. Sobat muda, pembaca menyukai banget “sense of place”. Kamu bisa membuat tulisan jadi lebih hidup jika menyusupkan “sense of place”. Bener lho. Misalnya aja kamu gambarkan tentang suasana jalannya pertandingan sepakbola yang menegangkan saat kedua klub itu bermain hidup-mati untuk mengejar gelar juara atau menghindari jurang degdradasi. Seru deh.
- Suara. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi bahwa seorang penulis tengah bertutur kepada seorang pembacanya. Jadi, gunakan kalimat aktif. Bila perlu berbau percakapan.
- Anekdot dan Kutipan. Anekdot adalah sebuah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alinea—“cerita dalam cerita”. Anekdot umumnya menggunakan seluruh teknik dasar penulisan fiksi; narasi, karakterisasi, dialog, suasana. Semua itu dibuat dengan tujuan untuk mengajak pembaca melihat cerita dalam detil visual yang kuat. Kata orang-orang sih, anekdot sering dianggap sebagai ‘permata’ dalam cerita.
Nilai berita
Nilai berita adalah seperangkat kriteria
untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. Ada sejumlah
faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita. 7 di antaranya
adalah:
- Kedekatan (proximity). Ada dua hal tentang
kedekatan. Pertama dekat secara fisik dan kedua, kedekatan secara
emosional. Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa
atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional
berdasarkan ikatan tertentu.
- Ketenaran (prominence). Orang terkenal memang
sering menjadi berita. Seperti kata ungkapan Barat, Name makes news.
Bintang film, sinetron, penyanyi, politisi ternama seringkali muncul di
koran dan juga televisi.
- Aktualitas (timeliness). Berita, khususnya
straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru-baru ini terjadi
atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
- Dampak (impact). Sebuah kejadian yang memiliki
dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin
besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai
beritanya.
- Keluarbiasaan (magnitude). Sebenarnya hampir sama
dengan dampak, namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar,
prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala
sesuatu yang besar.
- Konflik (conflict). Berita tentang adanya
bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, selalu menarik. Misalnya
bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa,
etnik, agama, kepercayaan, perang dsb.
- Keanehan (oddity). Sesuatu yang tidak lazim
(unusual) mengundang perhatian orang di sekitarnya. Orang yang berdandan
esktrentrik, orang yang bergaya hidup nggak umum, memiliki ukuran fisik
yang beda denga yang lain pada umumnya, dsb cenderung jadi berita yang
bernilai tinggi.
Daya tarik berita (News interest).
Beberapa topik yang mengandung daya tarik
berita di antaranya adalah: self-interest, uang, seks, perjuangan, pahwalan dan
keterkenalan, suspence (mencekam), human interest, kejadian (perayaan) dengan
lingkup besar, kontes, penemuan baru, hal yang tidak biasa, kejahatan, dsb.
Ada beberapa sumber perolehan berita:
- Staf surat kabar, yaitu personal yang bekerja
pada redaktur surat kabar tertentu, berkantor di redkasi surat kabar
tersebut.
- Koresponden, yaitu wartawan yang bekerja untuk
media atau kantor berita tertentu dan tidak berkantor di kantor redaksi.
- Kantor berita (news agencies), yakni lembaga yang
khusus berita-berita dalam dan luar negeri serta beraneka jenisnya untuk
kemudian dijual ke berbagai media massa.
- Features Syndicates, yaitu lembaga yang khusus
“menjual” kepada penerbit.
- Kalangan publisitas, yaitu orang-orang atau
kelompok yang bekerja mempopulerkan orang-orang atau peristiwa.
- Volunteer staff, yaitu orang-orang awam atau
bukan kalangan pers yang akan memberi informasi berharga tentang gejala
dan kejadian yang bisa diangkat sebagai berita.
Syarat sumber berita
Sebuah tulisan jurnalistik haruslah
bersumber dari fakta, bukan opini atau asumsi si reporter. Itu sebabnya, harus
ada sumber berita yang jelas dan dapat dipercaya. Ada beberapa syarat sumber
berita:
- Layak dipercaya, meski kelihatan mudah, tapi
wartawan yang belum berpengalaman akan kejeblos mewawancarai sumber yang
diragukan kebenaran omongannya. Jadi kudu jeli dan kritis ketika mengamati
peristiwa atau kejadian dan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
- Berwenang, artinya orang yang punya kekuasaan dan
tanggung jawab terhadap masalah yang sedang kita garap. Kenapa ini
penting? Pertama, agar tercapai keseimbangan penulisan berita yang balance
(seimbang) dan both-sided coverage (liputan yang menyajikan keterangan dua
pihak yang bertolak-belakang sehingga fair atau adil). Kedua, agar tulisan
atau laporan bisa aman.
- Kompeten, artinya sumber berita tersebut layak
untuk dimintai keterangannya.
- Orang yang berkaitan langsung dengan peristiwa,
yaitu sumber berita yang memiliki hubungan, terpengaruh atau mempengaruhi
peristiwa tersebut.
Artikel Terkait:
* Ilmu Komunikasi
* Teori Ilmu Komunikasi
* Mata Kuliah Ilmu Komunikasi
* Teori Semiotika
* Makalah Ilmu Komunikasi
* Materi Ilmu Komunikasi
* Makalah Kuliah Komunikasi
* Event Organizer
* Mata Kuliah Event Organizer
* Teori Semantik
* Metode Penelitian Komunikasi
* Jurnalisme Kontemporer
* Media Massa
* Mata Kuliah Jurnalisme
* Mata Kuliah Reportase
* Ilmu Advertising
* Dasar Jurnalisme
cocok nih gan buat pelajaran tentang Bahasa indonesia ane,izin bookmark ya gan,ntar ane mampir baca lagi kwkw
ReplyDeleteini baru baca setengah soalnyaaa hehe
oo gitu toh, sama kayak matkul temen kosan ku kemaren, jurnalistik
ReplyDeleteSip nih, mau buat berita kebetulan :D
ReplyDeleteBTW,, itu Siswa cabulnya kenapa Strong bgt tulisan nya.. haha
ReplyDelete