Menjadi Programer TV

Media TV dalam berbagai macam bentuknya, tidaklah bebas nilai ( value free), keberadaan sebuah TV tak terlepas membawa nilai yang diusung. Nilai yang dibawa oleh setiap televisi bergantung pada idealisme yang ada pada korporasi atau institusi masing-masing televisi tersebut, itu pun bergantung dari jenis televisinya baik terrestrial, public, komunitas, setelite, kabel, dan lain-lain. Dan nilai idealisme itu sendiri direalisasikan dalam visi, misi, dan tujuan dari televisi tersebut. Manifestasi dari nilai, idealisme, visi, misi, tujuan, dan branding sebuah televisi akan tercermin pada karakter, format, dan content program-programnya yang ditayangkan. Baca juga: Tahap pembuatan talkshow

Contoh produksi program acara televisi

Problem realitasnya adalah tayangan televisi yang ada sekarang bisa dikatakan lebih mendahulukan hiburan (full entertaint) daripada pesan programnya, terlebih hiburan yang ditayangkan lebih bersifat bebas nilai, tidak terlalu mengindahkan aspek moral, budaya, dan agama. Dengan dalih keinginan pasar dan mengikuti pasar, pengelola media biasanya mengkreasikan program acara-acara yang semarak dengan hedonisme, konsumerisme dan vulgarisme. Alih-alih demikian, maka hampir seluruh acara-acara televisi berlomba-lomba untuk membuat program tayangan acara televisi yang lebih heboh lagi dari sisi negatifnya dan keberanian memvisualisasikannya. Padahal program acara hiburan atau pun dunia entertainment tidaklah identik dengan hedonisme, konsumerisme dan vulgarisme, karena dunuia entertaint adalah dunia artistik (seni) dan estetika, dan seni itu sendiri memiliki nilai, pesan moral dan idealisme. Dunia entertainment perlu dikemas dengan kreasi artistik dan seni agar bisa ditampilkan dengan indah, menarik, dan kaya dengan pesan moral.

Dari sisi perkembangan yang bernama Audio Visual, di Indonesia telah mencapai sebuah tempat yang bernama industri. Tempat dimana semua hal akhirnya berlaku seperti mesin. Kecepatan produksi, efektifitas produksi dan efisiensi produksi untuk menghasilkan produk audio visual menjadi standar yang harus dipenuhi. Kreativitas dan kerja keras berbaur seperti deru mesin pabrik. Berbeda dengan mesin pabrik yang menghasilkan polusi lingkungan, mesin-mesin ini menghasilkan polusi yang dinilai lebih membahayakan yaitu polusi moral. Namun dengan semua tudingan yang ada, industri audio visual tidak bergeming dan terus melakukan produksi.

Menyikapi perkembangan tersebut, perlu adanya pengelolaan dan penciptaan bagaimana melahirkan dan membentuk sosok bangunan TV Dakwah yang memiliki fungsi integrasi sebagi media informasi, edukasi, entertainment dan dakwah, pada posisi inilah televisi bisa dikatakan sebagai subjek saluran perubahan (agent of change) dalam meng’create program-program TV yang mendidik dan menghibur. Melihat perkembangan dunia pertelevisian yang sangat pesat dewasa ini, serta sadar akan kebutuhan program TV yang begitu beragam, dengan melalui strategi dan ekpansi memenuhi kebutuhan pasar yang semakin kompetitif, maka perlu pengembangan akademik dan parktical skill denga tujuan untuk melahirkan sumber daya manusia yang terdidik, bermoral, siap pakai dan profesional serta memiliki idealisme creative di lapangan broadcasting dan sinematografi.

A. Pra Produksi

Goal

Skill : Manajemen Programming, Perencanaan Produksi, Creative Program, R & D,

Scriptwritng,Prsenting,acting, News Journalist, dll

1. Wacana, Ide, Konsep dan Format TV Islam