Sejarah Perkembangan Humas atau Public Relation




Sejak manusia mengenal peradaban, sejak itu pula manusia sudah melaksanakan praktek humas. “Berbagai macam ornamen, relief dan simbol-simbol di bangunan-bangunan kuno seperti piramida, candi dan masjid kuno, serta lukisan-lukisan gua yang primitif di Zimbabwe, selalu mengandung pesan-pesan tertentu dalam bentuk gambar. Candi-candi terbesar dan terindah di Asia Tenggara seperti Candi Angkor di Kamboja dan Candu Borobudur di Indonesia, merupakan sebuah pamflet raksasa yang menjadi whana humas ajaran-ajaran agama. Bahkan bisa pula dikatakan bahwa kitab suci agama-agama besar di dunia ini mengandung suatu bnetuk humas. Di situ dikabarkan bahwa sejak dahulu manusia selalu berusaha menciptakan suatu pemahaman atas iman yang mereka anut. Jenis komunikasi seperti ini bahkan lebih tua daripada prasasti kuno zaman Yunani dan Romawi yang mengiklankan budak-budak koleksi terbaru serta berbagai macam acara di stadion (coliseum)” (M. Linggar Anggoro, 2000).

Baca juga: Dilarang Memotret di SPBU?

            Di dalam Islam, praktek humas juga dilaksanakan sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW sampai saat ini dalam satu kata ‘dakwah’. Agus Toha Kuswata dan UU Kuswara Suryakusumah (1986) dalam buku Komunikasi Islam dari Zaman ke Zaman” menyebutkan periodisasi perkembangan kounikasi (termasuk praktek humas, Pen) sebagai berikut:
1.      Komunikasi diam-diam: Sasarannya adalah keluarga handai tolan. Pertama-tama ialah Siti Khadijah binti Khuwallid, istri rasulullah. Selanjutnya hartawan Abubakar yang nama aslinya adalah Abdullah bin Quhafah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah (budak), Ummu Aiman (budak). Dalam masa 3 tahun, Rasulullah Muhammad SAW tekag berhasil ‘menggarap’ 139 orang mulai hartawan, bangsawan, hamba sahaya, ornag kota sampai orang desa.
2.      Komunikasi terbuka: Komunikasi ini berdasarkan perintah Allah dalam Surat Al-Hijr ayat 94-95, yang terjemahannua sebagai berikut: “Maka tampakkanlah olehmu (Muhammad) barang yang diperintahkan, dan berpalinglah engkau dari orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Sesungguhnya Kami (Allah) yang memelihara kamu dari orang-orang yang memperolok-olok.”
3.      Komunikasi dengan surat: Setelah selesai perdamaian Hudaibiah pada tahun ke-6 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mempraktikkan suatu metode dakwah baru yang ditujukan kepada raja-raja dan kaisar-kaisar, yakni dakwah dengan menggunakan media tulisan (dakwah tertulis). Dengan didampingi sahabat yang menjadi juru-tulis Nabi, beliau menyuruh menulis risalah-risalah tersebut. Untuk menguatkan surat tersebut, Rasulullah SAW menggunakan cincin stempel yang terbuat dari perak yang terukir tiga baris dengan kalimat berbunyi “Muhammadarrasulullah.” Antara lain surat kepada Kaisar Hirakles di Roma Timur dan Raja Najasi di Ethiopia.

Baca juga: Teori Semantik (Edisi Kedua) J.D. Parera

Bagi perkembangan kehumasan di Indonesia, tidak ada catatan yang pasti, mulai kapan profesi humas berkembang. Namun, bila praktik humas dalam pengertian yang hakiki sudah ada di Nusantara sebelum kedatangan Belanda. Salah satu contoh ialah usaha Panembahan Senopati, pendiri kerajaan Mataram, untuk menyebarkan ‘gosip’ bahwa ia dan keturunannya akan menjadi pasangan lindungan Nyai Roro Kidul. Pada dasarnya -menurut salah satu versi sejarah- dimaksudkan untuk menyaingi pengaruh para adipati di pesisir utara Jawa yang kekuasaanya direstui oleh para Sunan (Wali) yang sangat disegani.
Secara modern dan institusional, profesi humas diakui dengan sendirinya sejak terbentuknya Bakohumas (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat) pada tanggal 13 Maret 1971. Bakohumas ini menghimpun para pejabat dan staf humas di lingkungan departemen, lembaga-lembaga pemerintahan, dan BUMN. Perkembangan humas di Indonesia cukup pesar dan tiga faktor yang melatarbelakinya, yakni: cepatnya kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan hausnya masyarakat akan informasi yang akurat.
Selanjutnya, lembaga pertama yang menghimpun para praktisi humas (individual) adalah Perhumas (Perhimpunan Hubungan Masyarakat) pada 12 Desember 1972. Lembaga ini didirikan oleh antara lain Wardiman Djojonegoro, Brigjen Soemrahadi, Marah Joenoes, Nana Sutresna, Faisal Tamin, R.M. Hadjiwibowo, Dr. Alwi Dahlan, Drs. Soemadi, Imam Sadjono, Wicaksono Noeradi, dan lain-lain. Perhumas dibentuk dengan tujuan meningkatkan keterampilan profesional humas, memperluas dan memperdalam pengetahuan teknis humas dan sebagai wahan pertemuan para praktisi humas. Perhumas telah tercatat di Jenewa, Swiss, serta turut merintis pembentukan FAPRO (Federations of ASEAN Public Relations Organizations) pada awal 1980-an.

Baca juga: Teori Semiotik Ferdinand de Saussure

Belum lama ini, tepatnya pada 13 September 1996, terbentuk Forkamas (Forum Komunikasi Hubungan Masyarakat Perbanas) yang khusus menghimpun para pejabat humas di lingkungan perbankan. Penggagasnya adalah Sudradjat Djiwandono. Namun sampai akhir tahun 1996, lembaga tersebut baru menghimpun para pejabat humas dari sekitar 30 bank, sedangkan jumlah bank yang ada pada saat itu mencapai sekitar 240.
Sebelumnya, perusahaan atas biro-biro konsultan humas telah membentuk asosiasi tersendiri pada tahun 1986 dengan nama APPRI Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia). Sampai tahun 1995, anggotanya telah mencapai sekitar 55 perusahaan. APPRI sejak awal telah aktif dalam ikut menangani proyek-proyek kehumasan berskala besar, seperti humas untuk keluarga berencana dan pameran kedirgantaraan internasional (Indonesia Air Show).
Di luar itu masih banyak asosiasi-asosiasi humas yang relatif independen. (Misalnya H3 (Himpunan Humas Hotel), yang terbentuk pada 3 Februari 1995, atau Jayakarta PR Club.

Baca juga: Rekaman Menurut Pilihan

Ilmu Komunikasi | Teori Ilmu Komunikasi | Mata Kuliah Ilmu Komunikasi | Teori Semiotika | Makalah Ilmu Komunikasi | Materi Ilmu Komunikasi | Makalah Kuliah | Event Organizer | Mata Kuliah Event Organizer | Teori Semantik | Metode Penelitian Komunikasi | Jurnalisme Kontenporer | Media Massa | Mata Kuliah Jurnalisme | Mata Kuliah Reportase | Materi Ilmu Komunikasi | Ilmu Advertising | Dasar Jurnalisme | Ilmu Public Relation | Materi Public Relation | Ilmu Humas |  

Related Posts:

17 Responses to "Sejarah Perkembangan Humas atau Public Relation"

  1. kalau bisa di perbagus lagi gan,,template atau cara penulisannya,,biar visitornya menarik membaca

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nih gan ehehe. bagi ilmu nya.
      ada template yg sip nggak gan? Minta hehe

      Delete
  2. tnk gan jadi tau Sejarah Perkembangan Humas atau Public Relation

    ReplyDelete
  3. keren gan artikelnya trims infonya gan

    ReplyDelete
  4. Ini adminnya Humas juga kah? hehe

    ReplyDelete
  5. Thanks gan infonya.. lumayan bisa buat tambahan referensi.. hehe

    ReplyDelete
  6. nice post gan :) tapi alangkah lebih baik postnya di rapihkan kembali:)

    ReplyDelete
  7. mantap artikel nya gan.. kalau bisa paragraf nya di kasih space gan, biar lebih enak di baca nya :)

    ReplyDelete
  8. bang sarannya kasih gambar lbh bnyk agar pny imaginasi sbg pmbc.a..

    by dedi mekanikmitsubishi

    ReplyDelete
  9. bnr2 baru tw ane gan.. trus berkarya lg gan.lanjutkan

    ReplyDelete
  10. makasih saran nya gan,
    semoga lekas dpt suhu ny hehe

    ReplyDelete
  11. artikelnya sudah bagus gan saran ane sih perlu dirapihin dikit cara penulisannya kalau bisa templatenya rubah gan. saran doang sih

    ReplyDelete
  12. keren banget gan artikelnya saran ane sih tulisannya kalau bisa dirapihin dikit itu aja hehe

    ReplyDelete