Yesus “Manusia Paling Sial”



Mukjizat itu nyata merupakan lagu rohani umat Nasrani. Namun ada pula tentang mukjizat itu palsu mengenai kedatangan Yesus. Di Indonesia sendiri saya sering sekali membaca sebuah buku yang berisi tentang kedatangan Yesus ke dunia, bahkan di Indonesia. Salah satunya seperti buku 8 Strategi Kristeniasi di Indonesia karya Djuyoto Suntani. Banyak sekali umat Kristiani yang menyatakan pernah bertemu dengan Yesus, padahal Yesus sudah mati. Dan Allah tidak mengizinkan rohnya gentayangan seperti dinasti setan.
Sekedar kita ketahui bahwa isu tersebut hanyalah gosip belaka. Banyak yang menyatakan bahwa mereka bertemu dengan sosok Yesus yang berwajah bule (seperti lukisan Yesus pada umumnya). Apakah benar Yesus bertampang bule? Bukankah dalam sejarah Alkitab (Perjanjian Baru) Yesus dicatat sebagai orang Palestina (Yahudi) yang lahir di Bethlehem, yang sudah tentu tidak bertampang bule, tapi bertampang asia.
Lalu siapa jika bukan Yesus? Itu adalah Nabi Khidir As. Yang oleh Allah memang diberi mukjizat untuk hidup selama-lamanya, everytime dan everywhere. Nabi ini dapat menampakkan diri dengan berbagai wajah yang berbeda-beda.
Sebagaimana yang dicatat oleh sejarah, dongeng tentang seorang anak manusia yang aslinya bernama Yoshua dan setelah di-Eropa-kan menjadi Yesus, sejak lahir ke dunia pada sekitar tahun ke-4 SM sampai ia meninggal dunia pada usia tua, kisah hidupnya senantiasa diwarnai oleh berbagai cerita serba mistis, kontraversial dan tidak masuk akal sama sekali. dampak dari ketidakjelasan nasib kehidupan diri seorang Yesus, yang seharusnya ia termasuk salah seorang dari lima nabi dan rasul Allah yang besar, oleh golongan setan yang sesat kemudian dijadikan “manusia paling sial” di muka bumi. Yesus oleh kaum yang sesat dijadikan tumbal dari kambing hitam untuk menembus segala bentuk dosa-dosa yang dilakukan manusia lain. Yesus yang pada saat mau dihukum oleh Pilatus teriak-teriak minta tolong, oleh kaum tersesat malah dijadikan juru selamat.
Sebagai manusia yang lemah Yesus oleh penulis Alkitab Perjanjian Baru, dianggap termasuk ke dalam golongan manusia yang durhaka. Manusia yang tidak mendapatkan kehormatan di dunia.
      Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi, “Ia akan dihitung di antara orang-orang durhaka.” (Markus 15: 28)
Yesus ditulis seolah-olah termasuk manusia kafir yang pada saat dibawa ke tempat hukuman menjadi manusia murtad dan dijauhi Tuhan.
      Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan nyaring: “Eloi, Eloi, lama Sabkhtani, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa engkau meninggalkan aku”(Markus 15: 34)
jika dipikir secara logika, mana mungkin Yesus Kristus bisa menjadi juru selamat kalau menghadapi hukum salib yang sepele saja ketakutan? Disinilah citra Yesus sebagai nabi dan rasul telah dirusak oleh para pengikutnya. Figur Yesus yang anak manusia dijadikan komoditas politik dan ekonomi yang tak ada habis-habisnya. Yesus yang dikutuk oleh bangsa Yahudi, malah “laku dijual” di kalangan bangsa Goyim (non-Yahudi).
Mukjizat-mukjizat palsu tersebut muncul semata-mata hanya untuk menarik minat anggota masyarakat agar memeluk agama kristen. Selain itu, juga sebagai ungkapan frustasi karena ajaran kristiani kurang mampu menjawab berbagai problema zaman dan rahasia alam yang semakin berkembang.

Related Posts:

0 Response to "Yesus “Manusia Paling Sial”"

Post a Comment